MENGAPA HARUS MAPRES ?
Beberapa waktu belakangan saya mendapat beberapa pertanyaan dan juga diundang ke beberapa sesi atau seminar untuk sharing tentang kompetisi Mapres (Mahasiswa Berprestasi), tentang manajemen waktu, kiat presentasi ilmiah dan hal terkait mapres lainnya. Pada saat yang bersamaan, karena sudah mulai bekerja full-time di kementerian, tidak semua sesi sharing yang bisa saya datangi, terutama pada hari kerja.
Mungkin ada yang pernah menyentil bahwa orang yang
ikut Mapres adalah orang yang `ambi` (walau saya sering gagal mengerti kenapa
kata ambi atau ambisius sering memiliki konotasi negatif bagi banyak orang
Indonesia setidaknya yang saya temui) dan seolah tidak peduli akan lingkungan. Padahal
kata Ambisius sendiri (Menurut KBBI)
berarti berkeinginan keras untuk mencapai suatu cita-cita atau harapan. Tidak ada elemen kekerasan atau pelanggaran terhadap
hak orang lain dalam kata yang disebut ambisius. Klik disini
Karena itulah, tulisan ini saya
tulis untuk berbagi pengalaman dan perspektif tentang mapres dan mengapa
seorang mahasiswa yang ikut kompetisi Mapres adalah mahasiswa yang berani
membuat perbedaan. Tulisan ini lebih ditujukan untuk mengajak Mahasiswa tingkat
3 atau 4 ikut mengeksplorasi diri; mengapa ikut kompetisi Mapres adalah suatu
kebutusan yang benar.
Gambar 1. (7
Mahasiswa Berprestasi Fakultas Pertanian)
Kutipan dari Ariana Huffington salah satu kata yang
saya anggap sangat powerful; bahwa setiap orang bisa mencapai tujuannya
ketika dia meletakkan fokusnya kepada tujuan tersebut dan tetap bertahan sampai
tujuan tercapai. Begitu pula untuk menjadi Mapres (Mahasiswa berprestasi).
Menjadi Mapres adalah menjadi seorang pribadi yang berani melampaui kemampuan
yang dia pikirkan. Acap kali kita terhadang dengan bisikan seperti “emang gue
bisa ya?“ “lawannya kan udah kaliber dan gak mungkin lah gue ikutan!“ dan
ucapakan lainnya yang bersifat depresiatif terhadap diri sendiri.
Hal ini mengingatkan saya kembali kepada apa yang saya
alami sekitar enam tahun yang
lalu ketika masih bersekolah di SMA di Banyuwangi. Menjadi
satu-satunya diantara teman peserta seleksi yang gagal tes pertukaran pelajar AMINEF dari tahap paling pertama, tidak bisa mengikuti perlombaan karena siswa
lainnya jauh lebih unggul dan demotivasi berkepanjangan karenanya.
Suatu ketika saya berpikir bahwa orang-orang tersebut
sangat mungkin dulunya tidak hebat seperti sekarang. Sampai saya pada kesadaran
bahwa yang paling terpenting pada akhirnya adalah momentum ketika kita berani
mengambil langkah pertama untuk melakukan sesuatu; kemudian berani untuk
berpura-pura bisa sampai betul-betul bisa melakukannya “fake it till you become it!“
Dengan berpura-pura bisa-lah pada akhirnya orang belajar, refleksi dan
improvisasi kemampuan diri. Yang terpenting mempersiapkan diri, mengatur
strategi, melakukannya dengan upaya yang terbaik dan berpura-puralah!
Hahaha..Yak, itulah
yang saya lakukan untuk bisa mencapai prestasi. Hasil adalah hal kedua, namun
berprestasi bagi saya adalah kepuasan terhadap upaya maksimal yang dilakukan
untuk mencapai misi yang ingin kita capai.
Mengapa ikut kompetisi Mapres?
Kompetisi Mahasiswa Berprestasi adalah suatu seleksi
prestasi akademis dan non-akademis (termasuk IPK, Curiculume Vitae, Karya
tulis ilmiah & kemampuan bahasa Inggris) yang setiap tahunnya diadakan oleh
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan dengan tujuan untuk mengembangkan
pemikiran saintifik dan kompetivitas di kalangan mahasiswa Indonesia dalam
menciptakan dampak kepada masyarakat.
Mengikuti proses lomba ini pun tidaklah singkat, dari tingkat
Jurusan hingga tingkat Nasional
membutuhkan lebih kurang 4 bulan – sebuah komitmen yang cukup panjang. Tapi
bukan berarti terlalu berat juga, yang jelas adalah bahwa seleksi ini memang
harus diikuri mulai dari seleksi di tingkatan terkecil dari jurusan atau Fakultas dan
hingga ke tingkat Nasional.
Lalu mengapa kamu harus ikut Mapres?
1. Impact measurement: Salah satu alat ukur 4 tahun masa kuliah
`The more we do, the more we gain` tentunya selama 3-4
tahun kuliah, kita telah melakukan berbagai hal, aktivitas, pengalaman dan
prestasi di bidang kita masing-masing. Mengikuti kegiatan Mapres bukan berarti
menjadi ajang pembuktian bahwa kita adalah yang terhebat, tetapi fokusnya
dikembalikan kepada diri sendiri. Bahwa setiap manusia pasti haus akan
ekplorasi diri, improvisasi dan pembangunan kapasitas. Melalui serangkaian tes
dan kegiatan yang dilalui dalam kompetisi Mapres inilah saya merasa ajang ini
pada akhirnya menjadi suatu alat ukut terhadap kemampuan dan pemikiran yang
kita telah bangun selama bertahun-tahun menjadi seorang Mahasiswa. Sudah
efektifkah kita dalam mengembangkan diri mencapai tujuan dan mimpi?
Sebagai misal, seleksi Mapres di tingkat Fakultas Pertanian,Universitas Brawijaya: rangkaian
seleksi Mahasiswa Berprestasi
dilakukan dengan kunjungan penelitian ke sebuah desa di Cangar, Batu Malang. Disana para finalis Universitas (ada sekitar 15 orang saat
itu) melakukan penelitian rapid assessment terhadap kondisi permasalahan
masyarakat yang ada di Desa tersebut dan menerjemahkan rekomendasi solusi terhadap
masalah tersebut dari segi ilmu sosial dan sains sesuai minat dan jurusan yang para peserta tekuni. Saat itu saya membahas
tentang analisis penyakit tanaman hortikultura
yang ada disana.
Selain penelitian ini, selama proses seleksi Mapres,
kita juga akan dinilai berdasakan IPK, prestasi akademis dan non akademis serta
kemampuan presentasi ilmiah dan bahasa inggris. Hal yang berbeda dari seleksi
pada tahun sebelumnya adalah penilaian prestasi dalam CV yang dibatasi menjadi
penilaian terhadap 10 prestasi terbaik dan yang paling dibanggakan. Hal ini
tentunya berdampak pada semakin kecilnya marjin perbedaan penilaian CV kandidat
mapres sehingga kompetisi nilai di aspek lainnya, seperti karya ilmiah,
presentasi dan kemampuan berbahasa inggris menjadi lebih kompetitif.
Kemampuan diatas adalah kompetensi esensial bagi
seorang mahasiswa. Perjalanan bersama kompetisi mapres telah menjadi salah satu
jalan bagi saya untuk mengukur kemampuan yang telah saya bangun selama kuliah
dan merefleksikannya untuk menjadi peningkatan kapasitas diri.
Untuk informasi saja, tingkat Indeks Pembangunan
Manusia tahun 2012 di negara kita belum begitu baik, masih berada di peringkat
121 di seluruh dunia. Masih ragukah kita untuk menjadi bagian dari pembangunan
Indonesia sebagai seorang mahasiswa yang ungul dan berprestasi?
2. Mengembangkan Ide Praktis Sosial!
Berbeda dengan lomba karya tulis umum atau presentasi
ilmiah lainya, komponen penilaian dalam karya tulis mapres dituntut untuk
memiliki nilai orisinalitas untuk menciptakan ide solusi yang kontribustif bagi
masyarakat. Disinilah kompetisi Mapres, menurut saya, dapat menjadi suatu
katalisator bagi Mahasiswa untuk menggunakan ide segar dan inovatifnya terlibat
dalam isu kekinian yang ada dalam masyarakat. Sebagai seorang akademisi junior,
kita dapat mencoba untuk mengambil bagian dan berpartisipasi dalam isu
pembangunan kemasyarakatan. Kapan lagi kita bisa ikut terlibat dalam memikirkan
solusi dari tataran teoritis menjadi suatu tataran praktis bagi masyarakat.
Seleksi Mapres menjadi salah satu jalan bagi saya untuk melakukan hal ini.
3. Tak ada awal dan akhir tuk terus belajar
Mengikuti prosesi seleksi mahasiswa berprestasi dari
tingkat jurusan, universitas hingga tingkat Nasional
adalah suatu tahapan pembelajaran yang inspiratif . Tidak begitu sering kita
memiliki kesempatan untuk mengadu pemikiran dengan rekan yang berasal dari
disiplin ilmu yang berbeda sama sekali. Anak sosial bisa banyak belajar dari
teman dari rumpun sains dan sebaliknya; tujuannya sama, yaitu pemikiran untuk
menciptakan suatu solusi atas permasalahan kompleks yang ada di tengah
masyarakat. Kompetisi mapres inilah yang juga menyadarkan saya bahwa pada
akhirnya tidak ada batasan awal dan akhir untuk belajar, tidak ada batas
disiplin yang harus membatasi keinginan kita untuk belajar dari perspektif
lain.
Di seleksi tingkat Universitas, saya mempresentasikan penelitian yang berjudul
`Kemitraan Publik-Privat dalam Mitigasi MDG’s: Solusi Alternatif Efektivitas Sistem Mandiri Energy di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini saya lakukan atas
dasar pengetahuan yang saya dapatkan selama studi pertukaran di Hongkong dan beberapa kegiatan kesiagaan jika
mengalami krisis Energy. Meskipun topik ini tidak secara langsung terkait
dengan jurusan saya, Hama
Penyakit Tanaman, namun program studi saya telah banyak membantu
kerangka berpikir dalam analisis kebijakan publik dalam kebijakan mitigasi MDG’s.
Selain itu, ada Agustin Capriati dari Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan yang membuat suatu teknologi pelestarian karang yang hampir punah sebagai suatu sistem penopang ekosistem di Kabupaten Banyuwangi, Selain itu Seorang mahasiswi Fak. Teknologi Pertanian sebut aja Asusti Ara, yang juga peraih penghargaan International Assosiation Agriculture in the World, ikut
menginspirasi saya dalam semangatnya untuk mengajukan proposal terhadap suatu
bentuk reformasi sistem ketahanan
pangan dengan mengandalkan produk lokal; serta ada pula Muhammad Ikhsan Putra dari Fakultas Ilmu Administrasi yang
mempresentasikan karya ilmiahnya tentang Teknologi kemitraan di pesisir Malang dan Anggun Sugiarti dari Fakultas
Teknik yang mempresentasikan karya ilmiah tentang pendidikan karakter. Semua
cerita dan ilmu ini saya dapatkan di seleksi Mapres. Yang lebih mengesankan
lagi sebenarnya adalah bagiamana para peserta kompetisi menunjukkan antusiasme
dan semangat tingginya terhadap perubahan yang dia ingin ciptakan. Terinspirasi
oleh Mapres lainnya adalah salah satu momen tak terlupakan bagi saya. Mereka orang yang sangat berpengaruh rata rata telah mempersembahkan
Medali untuk Brawijaya dan Indonesia di Kancah Internasional.
4. Leverage yourself
Selain mendapatkan inspirasi dari mapres lainnya,
mengikuti kompetisi mapres bagi saya juga dapat menjadi kesempatan untuk bisa
berbagi dan menginspirasi orang lain membangun suatu reputasi sebagai mahasiswa
berprestasi. Dengan menjadi Mapres suara kita akan lebih didengarkan oleh
publik yang lebih luas. Dengan menjadi mahasiswa berprestasi kita akan memiliki
kesempatan untuk menyebarkan semangat berprestasi dan kontribusi untuk
masyarakat dan ikut membangun Indonesia yang lebih baik.
Mengikuti kompetisi Mapres bisa dibilang sebagai
kesempatan sekali dalam seumur hidup yaitu ketika masih duduk di tingkat
pendidikan Sarjana atau Diploma.
Sudah selayaknya seorang mahasiswa yang berani menantang dirinya melakukan hal
yang lebih dari apa yang dia pikirkan. Berani ikut seleksi Mapres juga berarti
berani mencoba berkontribusi secara intelektual untuk membangun masyarakat dan
menyebar semangat kompetivitas di kalangan mahasiswa. Semuanya berawal dari
keyakinan diri dan pepatah yang selalu saya pegang `Fake it till
you become it!`
Hal ini sontak mengingatkan saya
akan "kegagapan" saya dulu pada saat awal-awal mengikuti Mawapres.
Saat itu mindset yang ada dalam pikiran saya adalah mawapres
hanya untuk kalangan Mahasiswa
"eksklusif" dengan IPK tinggi, aktif, dan menang lomba sana-sini.
Saya merasa saya bukan golongan dari mahasiswa seperti itu dan mungkin belum
siap terlibat di kompetisi itu (ditambah lagi, apa iya mahasiswa Pertanian
seperti saya bisa bersanding dengan Mahasiswa Kedokteran,
HI, dan lainnya. Apalagi
setelah saya cari tahu kandidat dari Fakultas lain
ternyata ada yang sudah mempersiapkannya bahkan sejak hampir setahun yang lalu
dan melakukan pelatihan panjang, yah. it
made me feel so small. Beruntung waktu itu saya dekat dengan kakak senior yang terus menyemangati dan memotivasi saya. Sedikit demi sedikit
saya mencoba mematahkan ketakutan itu dan memulai langkah berani, resiko kalah
atau malu? ah.. itu dipikir nanti saja dan lagian saya juga sudah terbiasa
kalah dan sedikit malu hahahaha, setidaknya saya unggul untuk masalah berani
bersaing dan berani bekerja ekstra. Seperti kata Andresen dalam puisinya Take The Leap, Realize, you have some "skills", it is time to put into practice Give joy to a face full of tear and sadness, really Also, two help with all the good things we do in this journey let go off the luggage from all our past lives, really. Create your own life and not just survive.
Ya.. kira-kira itu yang saya lakukan untuk berani
menjejakkan kaki sampai sejauh ini, self-motivation. Hasil memang penting, tapi
bukan yang terpenting. Bagi saya, bercumbu dengan proses adalah kenikmatan
tersendiri.
***
Jadi, apa pentingnya ikut Mawapres?
1. Measuring Self-Bravery
Alasan
paling awal adalah untuk mengukur keberanian diri. Kita, terutama kawan-kawan Fakultas Pertanian UB, tidak hidup sendirian di dunia ini, melainkan
terus bersaing setiap hari, setiap saat. Hanya mereka lah yang berani yang akan
mendapatkan konfidensi atau kepercayaan diri yang kuat untuk bersaing. Jangan
pernah mengasumsikan bahwa persaingan itu hanya terjadi di kampus dan dalam
lingkup akademi saja, namun persaingan dapat terjadi dalam bentuk yang
bermacam-macam. Dengan mengikuti mapres, paling tidak kita sudah mempersiapkan
mental dan keberanian untuk bersanding dengan para mahasiswa dari
universitas-universitas ternama.
2. A Very
Big Chance to Explore Your Skill and Knowledge
Seperti alur seleksi yang telah ditetapkan, Mawapres
tidak hanya menilai Hard-skill saja,
tetapi juga Soft-skill. Setelah
tiga atau empat tahun menimba ilmu di universitas, ini adalah waktu yang paling
tepat untuk mengetahui sejauh mana kualitas "produk" kita dan seluas
apa pengalaman kita. Produk yang saya maksud adalah pemikiran yang dituangkan
dalam bentuk tulisan karya ilmiah, sedangkan pengalaman yang dibuktikan dengan
speech (pidato) berbahasa Inggris yang dilakukan secara impromtu (serta merta),
Forum Group Discussion, dan pengalaman lain yang terekam dalam sertifikat.
3. Direct
Contribution to People and Being Paragon
Mengikuti Mawapres
secara tidak langsung akan membuka kesempatan bagi kita untuk berkontribusi
kepada orang lain dalam bentuk motivasi. Alumni kompetisi Mawapres
biasanya akan diundang untuk mengisi beberapa acara tentang bagaimana tips
untuk berprestasi. Disini sebisa mungkin menjadi contoh yang baik yang mampu
menginspirasi banyak orang, walaupun menjadi Mapres
bukanlah akhir dari kreatifitas, karena selama kita hidup selama itulah kita
diwajibkan belajar. Kontribusi lain adalah kontribusi yang ditujukan untuk
universitas, tempat dimana kita menimba ilmu, mendapatkan teman-teman yang
baik, dan tempat dimana kita mempersiapkan bekal untuk meraih cita-cita. Kalau
kita tidak bisa membantu dalam bentuk nyata untuk mengembangkan kampus, paling
tidak kita ikut membantu mengharumkan namanya di kancah Nasional
maupun Internasional.
4.
Self-Satisfaction and Make Your Parents Smile
Dapat mengikuti Mawapres adalah kepuasan tersendiri,
setelah usaha yang keras, maka sebenarnya tidak ada ikhtiar yang sia-sia, pasti
ada rasa lega dan puas dalam hati. Namun diatas itu semua, jika sudah berusaha
semaksimal mungkin, hal yang paling memuaskan adalah seeing our parents smile
and hearing their prayer. Pasti akan ada seuntai senyum dan sepilin doa itu
yang akan membuat kita
Dengan keyakinan dan usaha
yang keras hingga mengantarkan saya menjadi Mawapres Utama Fakultas Pertanian UB 2014 dan Top Five Mawapres Universitas Brawijaya 2014 prosesnya dalam dibaca Disini
Jangan takut untuk menjadi mahasiswa yang berbeda, banyakin ikut event internasional dan nasional, tidak semua mahasiswa yang aktif nilai akademik nya rendah kok yang penting kita bisa bertanggung jawab akan pilihan kita.
Banyak manfaat nya dijamin deh, setelah lulus pun mudah mendapatkan pekerjaan dan keterima di kampus Favourite jika mau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Tapi yang tergantung kualitas masing-masing individu kok.
Jangan takut untuk menjadi mahasiswa yang berbeda, banyakin ikut event internasional dan nasional, tidak semua mahasiswa yang aktif nilai akademik nya rendah kok yang penting kita bisa bertanggung jawab akan pilihan kita.
Banyak manfaat nya dijamin deh, setelah lulus pun mudah mendapatkan pekerjaan dan keterima di kampus Favourite jika mau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Tapi yang tergantung kualitas masing-masing individu kok.
Selamat
berkompetisi di Mahasiswa Berprestasi!
Gambar 2.
(Mendapatkan Medali Emas bersama Ulfah Purwaningsih )
Gambar
3. (Bersama Rektor Universitas Brawijaya)
Gambar
4. (Mahasiswa Berprestasi Utama Fakultas Pertanian 2014)
0 komentar:
Post a Comment
안녕 하세요 감사합니다
Mannaseo pangapseumnida